Deportasi orang Tionghoa oleh Uni Soviet

Selama tahun 1920an hingga 1930an, pemerintah Uni Soviet memindahkan secara paksa ribuan etnis Tionghoa yang merupakan warga Uni Soviet. Sebagian besarnya dipindahkan dari wilayah Timur Jauh Rusia ke provinsi Xinjiang dan wilayah Uni Soviet di Asia Tengah. Walaupun pada tahun 1926, terdapat sekitar 70.000 orang Tionghoa yang tinggal di wilayah Timur Jauh Rusia, selama tahun 1940an etnis Tionghoa hampir tidak ada di wilayah tersebut. Sebagian besar informasi mengenai diaspora Tionghoa yang tinggal di wilayah tersebut masih tidak ditemukan hingga kini.

Etnis Tionghoa kerap kerap diasingkan oleh masyarakat Soviet, dan menjadi sasaran aksi represif oleh rezim Soviet. Kurangnya pendidikan propaganda sosialis menjadi alasan kenapa etnis Tionghoa menjadi korban marginalisasi sosial di Uni Soviet. Selama tahun 1926 hingga tahun 1937, sekitar 12.000 orang etnis Tionghoa dipindahkan ke provinsi Xinjiang, dan sekitar 5.500 lainnya dipindahkan ke Asia Tengah. Sekitar 1.000 orang etnis Tionghoa dipenjara di kamp kerja paksa di wilayah Komi dan Arkhangelsk. Saat ini, beberapa pedesaan di Komi diberi julukan "Pecinan" karena banyaknya orang yang merupakan etnis Tionghoa keturunan dari korban kamp kerja paksa. Deportasi etnis Tionghoa dan Korea dilaksanakan oleh anggota dari Komisariat Rakyat untuk Urusan Dalam Negeri (NKVD). Selama proses deportasi dilakukan, rezim Uni Soviet juga mengadakan Kampanye Khetagurovite, dilakukan untuk mendorong perempuan lajang etnis Tionghoa untuk bermigrasi dan menetap di wilayah Timur Jauh.[1]

  1. ^ Shulman, Elena (2009, September.). Stalinism on the Frontier of Empire: Women and State Formation in the Soviet Far East. H-Women. ISBN 978-0-521-89667-2. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search